Connect with us
Petra Sihombing: Semenjak Internet Album Review
Photo via Press

Music

Petra Sihombing: Semenjak Internet Album Review

Buah pikiran Petra Sihombing selama karantina pandemi dengan menghabiskan waktu di dunia maya.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Setelah konsisten melepas single terbaru setiap tanggal 23 sejak Januari 2020 lalu, akhirnya Petra Sihombing meringkas semua lagu-lagu tersebut dalam sebuah album bertajuk “Semenjak Internet”. Album ini menjadi album keempat dari musisi 28 tahun yang diakui paling ambisius.

Sesuai dengan judulnya, “Semenjak Internet” berisi tentang lagu-lagu yang terinspirasi dengan gaya hidup manusia masa kini semenjak penggunaan internet semakin meningkat. Tak hanya berasal dari pemikiran sendiri, Petra juga berdiskusi dengan teman-temannya yang sesama musisi untuk mendapatkan pandangan mereka tentang internet.

Mulai dari Teddy Adhitya, Pamungkas, Sheryl Sheinafia, Danilla Riyadi, Baskara Putra, Tulus, Kunto Aji, David Bayu, hingga saudara kandungnya sendiri, Ben Sihombing. “Waktu gue ajak mereka kolaborasi, gue selalu bilang, ‘Gue lagi bikin album, judulnya Semenjak Internet’. Gue mau bahas internet versi gue dan versi lu’”, ungkap Petra dalam press release-nya.

Petra Sihombing Semenjak Internet

Petra Sihombing – Semenjak Internet

Album dibuka dengan track pertama bertajuk ‘Canggih’, dengan aransemen musik synth pop dengan sentuhan funk. Didominasi aransemen synth dan electric guitar yang groovy. Menjadi pengingat bahwa kita sudah memasuki era modern, mengikuti perkembangan teknologi sudah menjadi kebutuhan yang tak terhindarkan. Namun sebagai manusia, kita harus tetap pegang kendali dan jangan terlalu terlena.

Aransemen musik dengan elemen funk 80-an yang sama masih diterapkan pada track berikutnya, ‘Apa?’. Berisi tentang renungan hidup, track ini memiliki tempo yang lebih pelan dan lembut. Dengan instrumen bass, drum, keyboard yang menjadi dasar, kemudian gitar dan synth sebagai pemanis memasuki hook lagu yang catchy. Track satu ini dijamin relevan dengan siapa pun yang sudah menginjak usia 20 tahun ke atas.

‘Apa yang kau cari?/ Lulus, kerja, menikah, beranak/ Apa lagi?’

Selama tahun ini, Petra Sihombing berusaha untuk tetap produksi dengan memulai project ini. Namun, ada saatnya juga Ia merasa malas dan ingin bersantai saja seharian. Pengalaman tersebut pun menjadi materi lagu ‘Manusia Kasur’. Memasuki track ini, musiknya memiliki aransemen yang lebih kental dengan pop easy listening didominasi dengan instrumen gitar.

‘Cerita Kita Milik Semua’ (CKMS) memiliki makna tentang kebiasaan kita sharing kegiatan dan perasaan di sosial media. Ketika semua kenangan tak lagi berarti dan semua orang merasa opininya paling benar. Dengan aransemen pop yang sederhana untuk menonjolkan pesan yang hendak disampaikan melalui lagu ini. Begitu juga dengan track ‘Astrologi’ yang memiliki lirik tentang orang-orang yang lebih percaya dengan aplikasi astrologi daripada potensi diri sendiri.

Setelah bersantai mendengarkan sederet track dengan aransemen pop yang ringan, ‘Selimut’ menjadi track eksperimental dalam album ini. Mulai dari penulisan liriknya yang tidak generik dan aransemen musik synth pop yang dreamy. Track ini hendak menjadi pelindung bagi seseorang yang terobsesi dengan dunia maya.

‘Kawan’ juga menjadi lagu yang disampaikan pada seorang teman untuk menutup layar gadget-nya. Karena kehadiran mereka di dunia nyata lebih berharga ketimbang postingan mereka di sosial media yang belum tentu sesuai kenyataan. Memuat lirik yang berisi pesan sayang pada seorang kawan, track ini diiringi dengan aransemen pop folk dan melodi gitar ala musik country yang menghangatkan.

Dalam album “Semenjak Internet”, Petra Sihombing juga menulis lagu sebagai pesan untuk anaknya. Track ‘Bodoh’ yang berkolaborasi dengan Ben Sihombing ini memiliki makna yang berarti bagi garis keluarga mereka berdua. Lagu ini bisa menjadi ungkapan Petra dan Ben pada sayang ayah yang dulu juga kerap menasehati mereka. Kemudian Petra hendak menurunkan nasehat tersebut pada anaknya.

‘ADU/H – UDAH’ merupakan lagu yang Petra tulis bersama Danilla Riyadi. Track ini memiliki penulisan lirik ala Danilla yang puitis dan minimalis tentang dunia maya. Kemudian diiringi dengan komposisi musik indie pop dengan dinamika irama dan melodi yang variatif. ‘Biji’ menjadi lagu yang hendak “menampar” para netizen toxic di dunia maya dengan alunan gitar lembut dari Petra Sihombing.

‘Dari caramu merangkai kata dan buang waktu di dunia maya, sudah sangat jelas kau beda kelas’

“Semenjak Internet” bisa jadi merupakan album dengan konsep paling matang dari Petra Sihombing. Tajuk dari album ini memayungi sederet tracklist dengan tema gaya hidup manusia dengan internet dari berbagai perspektif. Dilengkapi pula dengan beberapa track renungan kehidupan yang tak lepas dari peradaban manusia di era modern secara keseluruhan.

Meski membahas isu teknologi yang modern, sebagian besar lagu memiliki aransemen yang justru nostalgia dan membawa kita kembali ke era 80-an dengan musik synth pop dan funk dengan alunan gitar yang khas. Sejenak memuat kita rindu akan masa-masa tenang sebelum internet mendominasi peradaban kita.

Green Day: Saviors Album Review

Music

The Smile: Wall of Eyes The Smile: Wall of Eyes

The Smile: Wall of Eyes Album Review

Music

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy Album Review

Music

Zara Larsson: Venus Zara Larsson: Venus

Zara Larsson: Venus Album Review

Music

Connect