Connect with us
Surat dari Praha

Film

Surat dari Praha Review: Drama Romantis Dengan Bumbu Sejarah

Sepucuk surat dan kisah sejarah yang memilukan.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Surat dari Praha merupakan film karya sutradara Angga Dwimas Sasongko, dibintangi oleh Julie Estelle dan Tio Pakusadewo. Rilis pada tahun 2016 silam, film ini sempat masuk seleksi Academy Awards ke-89 untuk kategori Best Foreign Language Film mewakili Indonesia, meski sayangnya tidak lolos sebagai nominasi utama dalam ajang tersebut.

Film drama ini memiliki muatan sejarah yang dikemas dengan kisah romantis. Kisah berawal dari seorang wanita bernama Larasati. Di tengah proses perceraiannya dengan suami, Larasati harus memenuhi wasiat ibunya untuk mengirimkan surat ke sosok pria misterius di Praha.

Alur dan Perkembangan Cerita yang Cukup Cepat

Film drama serupa biasanya akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menarik perhatian penontonnya. Tanpa banyak basa-basi, babak pembuka dieksekusi cukup cepat untuk segera mempertemukan Larasati dengan Jaya di Praha.

Larasati sebagai pemeran utama langsung mendapatkan objektif yang jelas dan membuat kita ingin segera tahu apa misteri yang tersembunyi dari misinya mengirim surat ke Jaya, pria yang sama sekali tidak Ia kenal tersebut.

Surat dari Praha

Surat dari Praha

Sesampainya di Praha, awalnya rencana Larasati tidak berjalan semulus yang Ia bayangkan. Namun, meski sempat terpisah dengan Jaya, penulis naskah menyematkan plot yang akhirnya mengembalikan Larasati pada objektifnya. Pada titik ini, kita akan mulai di bawah menyaksikan perkembangan interaksi kedua karakter yang menjadi statement dari kisah ini.

Setelah melewati konflik utama antara Larasati dan Jaya, kita tidak akan ditinggalkan dengan kisah yang membosankan. Kita akan disuguhkan berbagai materi drama dan beberapa kisah sejarah tentang para mahasiswa Indonesia yang menjadi eksil pada masa pemerintahan Orde Baru.

Karena kemasan utama dari film ini adalah drama romantis, informasi sejarah yang disajikan dengan porsi yang tepat dan cukup memancing penonton untuk akhirnya mencari tahu sendiri tentang sejarah para eksil di tahun 1965.

Perkembangan Interaksi Antara Larasati dan Jaya yang Menarik

Larasati yang diperankan oleh Julie Estelle digambarkan sebagai wanita modern yang telah melewati banyak kekecewaan dalam hidupnya, hal ini membuatnya berhati keras dan tak pernah basa-basi dalam mengambil tindakan. Sementara Tio Pakusadewo berperan sebagai Jaya, pria yang tak kalah kerasnya dengan Larasati namun menyimpan sisi melankolis mendalam dalam hatinya.

Surat dari Praha

Surat dari Praha Review

Surat dari Praha akan lebih membawa penonton dalam sudut pandang Larasati, sementara Jaya adalah karakter yang menarik untuk kita pahami. Mungkin kita akan lebih pro pada Larasati dengan pemikiran yang lebih modern dan bebas.

Terkadang, generasi muda modern seperti kita selalu merasa superior, lebih open minded, tanpa mau mendengarkan penjelasan dari orang yang lebih berpengalaman. Namun, ketika keduanya hendak mendengarkan pemikiran sama satu sama lain, tak susah untuk memahami satu sama lain lepas dari perbedaan latar belakang dan generasi. Interaksi seperti ini ‘lah yang berhasil dieksekusi oleh Julie dan Tio dalam membawakan kedua karakter dalam film ini.

Jika ingin benar-benar menyimak setiap dialog antara Larasati dan Jaya, kita juga bisa mengeksplorasi perasaan dan pertimbangan Jaya yang tak terucap sekalipun. Mengapa ia memutuskan untuk tetap idealis meski harus mengorbankan cintanya.

Kita juga bisa membayangkan keputusan yang diambil oleh ibu Larasati dalam masa yang pelik dan kompleks tersebut. Lebih dari drama politik dan masalah krisi nasionalisme, Orde Baru juga menimbulkan berbagai masalah sentimentil bagi pihak-pihak tertentu.

Sudut Pandang Kisah Sejarah yang Lebih Personal Dieksekusi Dengan Tepat

Ada banyak film biografi dan perang yang diangkat dari kisah sejarah. Film memang merupakan salah satu media efektif untuk mengedukasi dan mengabadikan konten sejarah agar selalu diingat.

Berbeda dengan film-film bersejarah pada umumnya, Surat dari Praha ingin mengekspos sosok yang tidak terlalu diperhitungkan dalam sejarah Orde Baru. Padahal, dampak yang mereka rasakan juga tidak kalah besar dan berat. Bagaimana urusan hati dan perasaan juga bisa mempengaruhi kelanjutan hidup seseorang.

Angga Dwimas Sasongko sebagai sutradara terinspirasi dari kisah para eksil Orde Baru. Namun, Surat dari Praha sendiri merupakan naskah fiksi romantis yang Ia kembangkan sendiri. Tetap realistis dan natural, tak menutup kemungkinan ada seseorang di luar sana yang mengalami situasi seperti Jaya.

Ketika film bersejarah skala besar lebih fokus pada materi yang monumental, Surat dari Praha lebih mengeksplorasi dampak pada orang yang terkena dampaknya. Kisah Jaya merupakan salah satu sampel dari banyaknya para eksil lainnya.

Surat dari Praha merupakan salah satu film drama Indonesia terbaik yang patut kita tonton. Film ini sudah bisa kita tonton di Netflix.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect